PETUALANGAN CIREMAI VIA APUY



 

Aku tinggal di Desa Gunungwangi Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Desa Gunungwangi merupakan bagian dari Kecamatan Argapura. Dimana Kecamatan Argapura merupakan sebuah Kecamatan paling timur dari pusat kota Kabupaten Majalengka, wilayahnya berada dikaki gunung ciremai, yaitu gunung tertinggi dijawa barat.
Relief permukaan bumi kecamatan argapura sangatlah indah dan menakjubkan. Wilayah yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung, sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakatnya, baik dari segi mata pencaharian, pola pemukiman, adat istiadat dan kebudayaan maupun dari segi pemanfaatan hasil alam pertanian, kehutanan dan pariwisata alamnya.
Argapura merupakan bagian dari kuasa tuhan yang menakjubkan, bagi siapa yang menjelajah dan menikmati keindahannya. Berbagai obyek wisata khas daerah pegunungan baik yang alami maupun buatan terpapar indah disetiap titik diwilayah kecamatan argapura.  Diantaranya obyek wisata religi ( makam para leluhur dan mesjid yang menjulang tinggi disetiap desa serta upacara adat keagamaan  ), obyek wisata rekreasi ( bumi perkemahan, hutan pinus, curug/air terjun yang beragam corak keindahannya, bukit terasering panyaweuyan yang menjadi sorotan dunia Internasional yang sudah dinobatkan menjadi bukit terasering terindah dan terbesar ke-2 Se-Asia Tenggara setelah bukit terasering di Thailand serta obyek wisata jalur pendakian gunung ciremai ).
Maka dari itu, sebagai pemuda warga masyarakat Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Saya Zaz, sangatlah tertantang untuk menjelajah dan menelusuri  serta menikmati indahnya panorama alam tersebut, salah satunya mendaki gunung ciremai.
Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi dijawa barat. Ketinggiannya sekitar 3078 mdpl dan dapat di daki melalui 3 jalur pendakian yaitu 1). Jalur linggarjati kabupaten cirebon, 2). Jalur palutungan kabupaten kuningan dan 3). Jalur apuy kabupaten majalengka. Jalur apuy merupakan jalur paling dekat menuju puncak dan tidak terlalu curam serta merupakan jalur pendakian yang sangat disukai para pendaki dari majalengka  bahkan dari luar majalengka. Jalur ini tepatnya berada diblok Apuy Desa Argamukti Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka dan sekitar 25km dari pusat kota Majalengka.
Petualangan pun dimulai, saya Zaz beserta Fahri (ketua pendakian), Amoy, Ilham, Tedi, Arif, Amin, Jordan, Fajri, Rio, fauzan pemuda kabupaten majalengka dan Majid, Ikhsan pemuda Kabupaten Indramayu serta lukman dan catur pemuda Kabupaten Kuningan.  Go Ciremai.
Perjalanan dimulai dari terminal Maja, kami menggunakan sepeda motor untuk menuju pos 1 jalur  apuy, diperjalanan kami disuguhkan dengan jalan yang berkelok-kelok mengikuti perbukitan yang ditanami berbagai sayuran dan tanaman palawija lainnya. Keindahan bukit-bukit tersebut sangat menakjubkan saling berderet dan membentang dari hulu kehilir membentuk satu kesatuan yang dinamakan sistem sengkedan/terasering, pola pemukiman yang menyebar terlihat jelas dari bawah ketika perjalanan menanjak dan sampai dipemukiman terdapat warga masyarakat sekitar yang sedang beraktivitas layaknya masyarakat pedesaan, ada yang sedang memanen, mengangkut hasil panen, menjemur, berkerumun didepan salah satu rumah warga, banyak anak anak bermain sepak bola dilapangan desa bahkan para petani yang sedang merawat ladangnya, mereka sangat ramah menyapa kami dengan senyuman yang khas.
Ketika sudah tiba dipos 1 kami beristirahat sejenak dipondok-pondok yang disediakan pengelola jalur pendakian sambil melihat kota majalengka dari ketinggian sekitar 1600mdpl. Terlihatlah bentang alam kabupaten majalengka, kami saling menunjuk tentang tempat-tempat yang terlihat, ada mesjid raya, gedung-gedung perkantoran, sawah, pemukiman warga yang menyebar baik didataran tinggi maupun didataran rendah bahkan jalan yang kami lalui pada saat kami menuju pos 1 terlihat seperti gulungan yang menggulung bukit nan hijau berderetan dan kami pun berbincang-bincang dengan para mendaki lainnya yang dari luar kota sambil memperkenalkan tempat-tempat dikabupaten majalengka. Ketika itu, awan kabut menutupi pandangan kami, awan bergerak dari bawah dan hingga ke tempat kami berbincang sehingga pandangan pun tidak jelas dan ini merupakan hal yang wajar  ketika siang datang, pos 1 jalur pendakian memang suka diselimuti kabut meskipun cuaca cerah.
Kawasan jalur pendakian Apuy dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Balai Taman Nasional gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Majalengka,  sehingga dipos 1 ini sudah tertata rapi, baik pondok-pondok peristirahatan, tempat parkir, musola, WC umum, tempat para pedagang, tempat pelaporan, tempat informasi bahkan terdapat bumi perkemahan dengan ditumbuhi hutan pinus yang menjadi daya tarik tersendiri serta terdapat air terjun Cicangkrung yang tidak jauh dari kawasan pos 1.
Jalur pendakian Apuy terdapat 6 pos peristirahatan diantaranya 1).  Berod, 2).  Arban, 3).  Tegal masawa, 4). Tegal Jamuju, 5). Sahyhang Rangkah, 6). Goa Walet- puncak. Ke 6 tempat peristirahan tersebut jaraknya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya karna disesuaikan dengan tempat yang luas disepanjang jalur.
Ketik keasyikan berbincang dan ngobrol, Fahri sang ketua pendakian tim kami, memanggil kami semua dengan membawa peralatan  ke tempat pelaporan untuk didata tentang apa saja yang dibawa serta kami mendapat arahan tentang larangan dan hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi sesuatu yang tidak memungkinkan dan mematuhi segala peraturan pendakian. Memang banyak sekali mitos digunung ciremai baik yang diceritakan orang tua maupun para pengelola jalur pendakian, maka salah satu cara supaya kita selamat, kita  harus mematuhi segala peraturan pendakian dan selalu ingat kepada yang maha kuasa.
Salah satu mitos diantaranya, adalah tidak boleh ngomong sembarangan atau ngomong semprul karna segala sesuatu akan terjadi salah satunya jalur pendakian diselimuti kabut maka untuk menghilangkan kabut tersebut kita harus membaca banyak sholawat dan disetiap pos kita mengumandangkan adzan, insyaallah kabut akan hilang dengan sendirinya dan cuaca dapat begitu cerah.
Setelah didata dan mendapat arahan, kami pun berdo’a untuk memulai pendakian dan mengabadikan momen ini. Perjalanan pun dimulai, waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. Kami mulai  memasuki kawasan hutan konservasi dan jalur setapak pun masih tidak terlalu menyulitkan bahkan seperti jalan motor trail karna suka dijadikan warga sekitar untuk mengangkut rumput  ketika mencari rumput disekitar pos pendakian buat pakan ternak mereka. Kicauan burung pun begitu khas mengintari perjalanan kami baik yang berterbangan maupun yang berada hinggap di atas pohon  dan tidak terasa kami sampai dipos 2 Arban, karna memang jarak pos 1 menuju pos 2 tidaklah begitu jauh, kami beristirahat disebuah pondok dan ternyata ada para pendaki lain yang sedang beristirahat, mereka pendaki dari kota Garut yang mau pulang dari puncak.
Matahari mulai bersembunyi, kami pun melanjutkan perjalanan dari pos 2 menuju pos 3, jalur pendakian semakin menanjak, hari pun mulai petang dan suara adzan magrib pun masih terdengar walau perjalanan kami sudah terlalu jauh, jalur perjalanan yang bercampur dengan akar pepohonan besar membuat kami harus hati-hati dan harus teliti meninjak. Tragedi pun terjadi, Amoy salah satu teman kami terperosok kedalam akar sehingga kakinya terkilir dan sedikit berdarah sehingga kami berhenti untuk melakukan pertolongn pertama kepadanya. Dan setelah itu, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan ia dengan berat hati menyuruh kepada kami, silahkan lanjutkan perjalanan jangan hiraukan saya, katanya. Ia memang  sudah berpengalaman dan ia sangat menjaga perasaan kami, karna kami sangat menggebu-gebu kepingin mendaki. Ia pun pergi turun ke pos 1 sendirian dan kami sudah mencegahnya dan menyarankan  lebih baik kita ngecamp disini, tapi katanya kalau kita ngecamp disini sangat berbahaya masih banyak binatang buas, karna antara pos 2 sampai pertengahan pos 4, suka masih banyak binatang buas berkeliaraan diantaranya monyet/lutung, harimau, babi hutan dan masih banyak yang lainnya, sedangkan dia tak mampu lagi melanjutkan pendakian,  jadi keputusannya kita tetap melanjutkan perjalanan dan ia turun kepos 1 untuk meminta pertolongan kepada ranger. Kata Fahri sang ketua pendakian berkata “ingat kawan-kawan ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita, kita harus berhati-hati melanjutkan perjalanan, ingat, lihatlah posisi akar dan awas tersandung bahkan terperosot karna akar banyak sekali hampir disepanjang jalur pos 2 ke pos 3” ujarnya.
Malam pun mulai larut, kami masih berada diperjalanan kepos 3, tiba-tiba ada suara semak belukar bergoyang dan membuat catur kaget dan memberhentikan perjalanan, sehingga membuat kami kaget juga, tetapi setelah diselidiki ternyata sekelompok babi hutan yang sedang mencari makan, dan ketika kami sorot pakai senter dan melembar batu kearah semak belukar itu, ternyata para babi hutan berlarian terbirit-birit merasa kaget dan menyelamatkan diri dan ini merupakan sebuah peristiwa lucu tapi mengagetkan bagi kami. Aduh ada-ada saja.
Setelah beberapa lama  berjalan, kamipun tiba dipos 3 tegal masawa ternyata ada pendaki lain yang ngecamp disini. Kami pun istirahat sejenak dan kami melanjutkan perjalanan karna kami mengejar target minimal jam 10 malam kami sudah berada dipos 5 sahyang rangkah. Keadaan jalur tidak terlalu banyak akar dan sedikit landai dari pos 3 ke 4, tapi agak sedikit licin karna mungkin sudah hujan dan terlihat genangan- genangan air sehingga kami harus berhati-hati. Memang curah hujan sangat tinggi digunung ciremai walau musim kemarau tapi terkadang hujan gerimis suka turun. Perjalanan malam ini sangat membuat kami terbantu karna tidak merasa cepat capek dan lelah tapi suhu mulai terasa dingin karna hampir sudah berada di sekitar 2000mdpl. Kami tiba dipos 4 tegal jamuju pukul 20.30 WIB. Dan kami bisa mulai melihat bersinarnya bintang-bintang dilangit sedangkan pada saat perjalanan dari pos 2 sampai ke pertengahan pos 4, hutan terlalu rimbun sehingga cahaya bulan dan bintang bersinar pun tidak kelihatan. Maha besar allah dengan segala ciptaannya.   
Ketika kami sedang melihat kebesaran allah dengan melihat bersinarnya bintang dilangit, kami dikejutkan dengan berayun-ayunnya daun pepohonan yang berada diatas kami membuat kami terjerit memohon perlindungan dari yang maha kuasa ternyata hanya sekelompok lutung, sejenis monyet yang sedang beayun-ayun, mungkin mereka menyapa kedatangan kami dan merasa gembira karna setelah kami takuti dengan gerakan senter tetapi mereka tetap tidak mau pergi malah semakin liar berayun-ayun.
Kami berjalan kembali menelusuri tanjakan yang sangat curam dan kami mulai melihat ketinggian puncak yang begitu indah karna tersinari cahaya bulan membuat puncak terlihat jelas. Setelah berjalan lama kamipun tiba dipos 5 sahyang rangkah pada pukul 21.30 WIB. Ternyata dipos 5 kosong mungkin para pendaki lain sudah tiba dan ngecamp dipos 6 goa walet. Kami pun berbagi tugas yang dikoordinir sang ketua pendakian untuk mendirikan tenda, memasak dengan kompor buatan kami dan menyalakan api unggun dadakan. Setelah itu kami makan malam dan sholat magrib-isya jama takhir dan kami pun istirahat.
Alarm pun berbunyi, jam menunjukan pukul 03.00 pagi WIB dan kami bangun untuk melakukan perjalanan menuju puncak, walau masih ngantuk dan suhu terasa dingin tapi tak membuat kami terlena akan timbunan sleping bag karna akan kedisiplinanlah kita bisa dapat berhasil. Kami mulai berjalan, keadaan jalur pun semakin curam dan pepohonan pun mulai jarang yang ada hanya tanaman edelwis dan pancaran sinar lampu di bawah sana menandakan pemukiman warga yang berkelip-kelip mulai terlihat jelas dan membuat kami bergetar betapa indah dan maha besarnya yang maha kuasa menciptakan dunia dengan isinya.
Jalur yang kami lalui sangatlah sempit karna kami mengikuti bekas arah mengalirnya lahar dan kami tiba disimpang 3 yaitu pertemuan jalur antara jalur apuy majalengka dan jalur palutungan kuningan  dan sedikit lagi menuju puncak karna kami tidak menuju pos 6 goa walet yang harus turun kebawah dari simpang tiga, disekitar simpang tiga terdapat monumen batu nisan yang sengaja didirikan buat mengenang seorang remaja Indramayu yang meninggal ditempat ini akibat kedinginan dan kelaparan. Kemudian kami mengirimkan do’a kepadanya berupa membaca surah al-fatihah.
Setelah itu kami bergegas melanjutkan perjalanan, dan kami lihat para pendaki yang lain juga sedang berlomba-lomba untuk dapat sampai kepuncak karna ujung puncak makin terlihat jelas dan berkata kepada para pendaki “ hayo.. para pendaki siapa yang duluan menaklukan diriku maka kamu adalah juara.”  Itulah yang membuat kami terus semangat menaklukan jalur menuju puncak. Tak lama kemudian kami pun tiba dipuncak pukul 05.30 WIB. Apa yang terjadi, kami semua duduk menghadap kebawah memandangi keindahan bentang alam kabupaten majalengka diwaktu pagi, yang masih terlihat cahaya lampu dari pemukiman menandakan mereka mengucapkan selamat kepada kami semua yang sudah berhasil menuju puncak dengan kedipan cahayanya.  
Kami merasa terbayarkan dengan semua ini, tantangan dan rintangan yang kami hadapi,  semuanya hilang karna kami berhasil berdiri ditanah tertinggi tanah pasundan jawa barat. ini merupakan pembuktian bahwa mengejar cita-cita pun kita harus berusaha, bersabar dan bersungguh- sungguh dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang harus kita lalui untuk berhasil mencapai cita-cita yang diinginkan.
Matahari pun terbangun dari tidurnya, memancarkan cahaya bahagia, menyambut kedatangan kami dipuncak tertinggi tanah pasundan, membuat kami dengan sendirinya bersimpuh, bersujud, dan menangis bahagia merasakan semua ini. Betapa indahnya negriku indonesia, betapa maha besarnya yang maha kuasa menciptakan alam ini, kami bersyukur, kami bertafakur, kami hanya seonggok daging yang hanya mempunyai nama, kami hanya bagian terkecil dari alam jagat raya ini. Maka dari itu, ditempat ini kami berdiri, kami bersaksi di puncak tertinggi tanah pasundan, kami berdo’a semoga kami pemuda Kabupaten Majalengka menjadi pemuda yang berhasil, dengan skill, yang kami ambil dari jiwa yang membara, yang dapat berguna bagi nusa, bangsa dan negara serta agama. 
Inilah petualangan kami, semoga semuanya dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan  pesan terakhir dari kami cintailah tanah airmu, yang akan menghidupimu hingga akhir hayatmu. Rawatlah dia, jagalah dia, pasti dia akan menjagamu seperti kamu menjaganya. Izinkan kami menutup cerita ini dengan bernyanyi.
 

TANAH AIRKU
Tanah airku tidak kulupakan                                                                                                             
 kan terkenang selama hidupku                                                                                                            biarpun saya pergi jauh                                                                                                               tidakkan hilang dari kalbu                                                                                                            
 tanah ku yang ku cintai                                                                                
  engkau ku hargai
walaupun banyak negeri kujalani                                                                                                        yang masyhur permai dikata orang                                                                                                  tetapi kampung dan rumahku                                                                                                     disanalah ku rasa senang                                                                                                     
          
  tanah ku tak kulupakan                                                                              
 engkau ku banggakan
Salam Rimba ,                                                                                                         
 Kami pemuda Kabupaten Majalengka dengan ini menyatakan  mencintai tanah air Indonesia dengan sepenuh hati kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DESA GUNUNGWANGI

PUISI TENTANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TIUPAN SANGKAKALA UNTUK MEMBANGKITKAN